Halaman

Subscribe:

Main Menu

Senin, Maret 22, 2010

Ulama dan politik

Politik itu kotor. Agama itu suci. tak selayaknya agama di sandingkan dengan politik. itulah pemikiranku dulu waktu aku masih SMA. aku tidak suka melihat para ahli agama atau kyai yang ikut terjun di dalam kehidupan politik.karena politik yang begitu buruk di mata masyarakat akan berimbas pada image para kyai. Seperti yang terjadi kemarin saat pencalonan JK. para kyai mendukung JK menjadi presiden. tapi ternyata gagal dan para kyai yang kena imbasnya.

Tapi itu adalah pemikiranku dulu yang masih muda dan memiliki jiwa yang labil. Kali ini aku mengerti dan memahami kenapa para kyai mau ikut terjun dalam kehidupan pilitik. sebuah pengorbanan yang berarti untuk negara kita.

Jika dilihat lebih jauh. DPR adalah wakil rakyat. wakil yang mendengar keluh kesah rakyatnya dan menyampaikannya pada pemerintah. saya rasa para kyailah yang berhak untuk ini. karena para kyai lah yang langsung terjun dan mendengar suara rakyat. semua kyai pintu rumahnya selalu terbuka untuk siapa saja. tiap hari pasti selalu ada orang yang bertamu untuk meminta doa atau mengeluh kesah dengan kehidupannya. para kyai lah yang tahu pasti bagaimana nasib rakyat indonesia. anggota DPR saya rasa tidak akan bisa seperti itu. bahkan kebanyakan pintu rumahnya selalu tertutup.

Ulama atau kyai adalah penerus dari para nabi. hormati dan ikutilah kata beliau... kebanyakan kita selalu berpikir berdasar logika kita. kita merasa pintar dan bisa mengatasi semua masalah dengan nalar dan pikiran kita. mana yang lebih baik untuk kita, di dunia ini. tapi para ulama tidaklah seperti itu. mereka memberikan nasihat berdasarkan ilmu agama. mana yang lebih baik untuk kita baik dunia ataupun akhirat kita...

Saya sangat salut bagi para ulama yang mau terjun ke dunia politik. itu menunjukkan dia peduli dengan negara indonesia. beliau ingin membenahi dunia perpolitikan yang sudah sangat sarat dengan kepentingan sesaat dan sudah tidak mengindahkan prinsip moralitas dan idealisme. dan memang seperti inilah tugas para ulama. tidak hanya mengajarkan agama dan sholat tapi juga membenahi kehidupan masyarakat. terutama dunia politik. karena di sini lah dasarnya. jika para pejabat negara baik maka kehidupan masyarakat pun akan otomatis baik. tapi jika para ulama hanya membenahi kehidupan masyarakat sekitarnya tanpa membenahi kehidupan politik. lama kelamaan kehidupan masyarakat akan semakin buruk seiring buruknya pemerintahan.




2 komentar:

Anonim mengatakan...

Dari tulisan anda, saya bisa menyimpulkan beberapa hal. pertama,
Ulama adalah warasah al-anbiyâ’ (pewaris para nabi). Di hadapan penguasa, ulama adalah barisan terdepan yang mengontrol, menjaga, memberikan kritik dan nasihat agar penguasa senantiasa menjalankan syariah-Nya.

Rusaknya moral para birokrat, bergesernya haluan politik pada sekadar hanya untuk meraih kekuasaan, “lugu”-nya masyarakat menilai persoalan politik, dan intervensi asing terhadap negara, boleh jadi di antaranya karena peran politik ulama yang kian terpinggirkan
Kedua,selain untuk membangun kesadaran politik masyarakat, tentunya juga harus Menggerakkan masyarakat untuk berjihad dan melakukan perubahan masyarakat.

Anonim mengatakan...

Ulama adalah warasah al-anbiyâ’ (pewaris para nabi). Di hadapan penguasa, ulama adalah barisan terdepan yang mengontrol, menjaga, memberikan kritik dan nasihat agar penguasa senantiasa menjalankan syariah-Nya.

usaknya moral para birokrat, bergesernya haluan politik pada sekadar hanya untuk meraih kekuasaan, “lugu”-nya masyarakat menilai persoalan politik, dan intervensi asing terhadap negara, boleh jadi di antaranya karena peran politik ulama yang kian terpinggirkan.